Selasa, 08 Februari 2011

KENAKALAN REMAJA TENTANG SEXS


3. PENYIMPANGAN SEKS PADA REMAJA
Kita telah ketahui bahwa kebebasan bergaul remaja sangatlah diperlukan
agar mereka tidak "kuper" dan "jomblo" yang biasanya jadi anak mama. "Banyak
teman maka banyak pengetahuan". Namun tidak semua teman kita sejalan dengan
apa yang kita inginkan. Mungkin mereka suka hura-hura, suka dengan yang
berbau pornografi, dan tentu saja ada yang bersikap terpuji.
benar agar kita tidak terjerumus ke pergaulan bebas yang menyesatkan.
Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi bagian dari kehidupan
manusia yang di dalamnya penuh dengan dinamika. Dinamika kehidupan remaja
ini akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan diri remaja itu sendiri. Masa
remaja dapat dicirikan dengan banyaknya rasa ingin tahu pada diri seseorang
dalam berbagai hal, tidak terkecuali bidang seks.
Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, organ reproduksipun
mengalami perkembangan dan pada akhirnya akan mengalami kematangan.
Kematangan organ reproduksi dan perkembangan psikologis remaja yang mulai
menyukai lawan jenisnya serta arus media informasi baik elektronik maupun non
elektronik akan sangat berpengaruh terhadap perilaku seksual individu remaja
tersebut.
Salah satu masalah yang sering timbul pada remaja terkait dengan masa
awal kematangan organ reproduksi pada remaja adalah masalah kehamilan yang
terjadi pada remaja diluar pernikahan. Apalagi apabila Kehamilan tersebut terjadi
pada usia sekolah. Siswi yang mengalami kehamilan biasanya mendapatkan
respon dari dua pihak. Pertama yaitu dari pihak sekolah, biasanya jika terjadi
kehamilan pada siswi, maka yang sampai saat ini terjadi adalah sekolah
meresponya dengan sangat buruk dan berujung dengan dikeluarkannya siswi
tersebut dari sekolah. Kedua yaitu dari lingkungan di mana siswi tersebut tinggal,
lingkungan akan cenderung mencemooh dan mengucilkan siswi tersebut. Hal
tersebut terjadi jika karena masih kuatnya nilai norma kehidupan masyarakat kita.
Kehamilan remaja adalah isu yang saat ini mendapat perhatian pemerintah.
Karena masalah kehamilan remaja tidak hanya membebani remaja sebagai
individu dan bayi mereka namun juga mempengaruhi secara luas pada seluruh
strata di masyarakat dan juga membebani sumber-sumber kesejahteraan. Namun,
alasan-alasannya tidak sepenuhnya dimengerti. Beberapa sebab kehamilan
termasuk rendahnya pengetahuan tentang keluarga berencana, perbedaan budaya
yang menempatkan harga diri remaja di lingkungannya, perasaan remaja akan
ketidakamanan atau impulsifisitas, ketergantungan kebutuhan, dan keinginan yang
sangat untuk mendapatkan kebebasan.
Selain masalah kehamilan pada remaja masalah yang juga sangat
menggelisahkan berbagai kalangan dan juga banyak terjadi pada masa remaja
adalah banyaknya remaja yang mengidap HIV/AIDS
Data dan Fakta HIV/AIDS











Dilihat dari jumlah pengidap dan peningkatan jumlahnya dari waktu ke
waktu, maka dewasa ini HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS
(Acquired Immune Deficiency Syndrome) sudah dapat dianggap sebagai ancaman
hidup bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan laporan Departemen Kesehatan
sampai Juni 2003 jumlah pengidap HIV/AIDS atau ODHA (Orang Yang Hidup
Dengan HIV/AIDS) di Indonesia adalah 3.647 orang terdiri dari pengidap HIV
2.559 dan penderita AIDS 1.088 orang. Dari jumlah tersebut, kelompok usia 15 -
19 berjumlah 151 orang (4,14%); 19-24 berjumlah 930 orang (25,50%). Ini berarti
bahwa jumlah terbanyak penderita HIV/AIDS adalah remaja dan orang muda.
Dari data tersebut, dilaporkan yang sudah meninggal karena AIDS secara umum
adalah 394 orang (Subdit PMS & AIDS, Ditjen PPM & PL, Depkes R.I.).
Diperkirakan setiap hari ada 8.219 orang di dunia yang meninggal karena AIDS,
sedangkan di kawasan Asia Pacific mencapai angka1.192orang.
Data dan fakta tersebut belum mencerminkan keadaan yang sebenarnya,
melainkan hanya merupakan "puncak gunung es", artinya, yang kelihatan atau
dilaporkan hanya sedikit, sementara yang tidak kelihatan atau tidak dilaporkan
jumlahnya berkali-kali lipat. Para ahli memperkirakan bahwa jumlah sebenarnya
bisa 100 kali lipat.
Remaja dan HIV/AIDS
Penularan virus HIV ternyata menyebar sangat cepat di kalangan remaja
dan kaum muda. Penularan HIV di Indonesia terutama terjadi melalui hubungan
seksual yang tidak aman, yaitu sebanyak 2.112(58%) kasus. Dari beberapa
penelitian terungkap bahwa semakin lama semakin banyak remaja di bawah usia
18 tahun yang sudah melakukan hubungan seks. Cara penularan lainnya adalah
melalui jarum suntik (pemakaian jarum suntik secara bergantian pada pemakai
narkoba, yaitu sebesar 815 (22,3%) kasus dan melalui transfusi darah 4 (0,10%)
kasus). FKUl-RSCM melaporkan bahwa lebih dari 75% kasus infeksi HIV di
kalangan remaja terjadi di kalangan pengguna narkotika. Jumlah ini merupakan
kenaikan menyolok dibanding beberapa tahun yang lalu.
Beberapa penyebab rentannya remaja terhadap HIV/AIDS adalah
1. Kurangnya informasi yang benar mengenai perilaku seks yang aman dan upaya
pencegahan yang bisa dilakukan oleh remaja dan kaum muda. Kurangnya
informasi ini disebabkan adanya nilai-nilai agama, budaya, moralitas dan lainlain,
sehingga remaja seringkali tidak memperoleh informasi maupun
pelayanan kesehatan reproduksi yang sesungguhnya dapat membantu remaja
terlindung dari berbagai resiko, termasuk penularan HIV/AIDS.
2. Perubahan fisik dan emosional pada remaja yang mempengaruhi dorongan
seksual. Kondisi ini mendorong remaja untuk mencari tahu dan mencoba-coba
sesuatu yang baru, termasuk melakukan hubungan seks dan penggunaan
narkoba.
3. Adanya informasi yang menyuguhkan kenikmatan hidup yang diperoleh
melalui seks, alkohol, narkoba, dan sebagainya yang disampaikan melalui
berbagai media cetak atau elektronik.
4. Adanya tekanan dari teman sebaya untuk melakukan hubungan seks, misalnya
untuk membuktikan bahwa mereka adalah jantan.
5. Resiko HIV/AIDS sukar dimengerti oleh remaja, karena HIV/AIDS
mempunyai periode inkubasi yang panjang, gejala awalnya tidak segera
terlihat.
6. Informasi mengenai penularan dan pencegahan HIV/AIDS rupanya juga belum
cukup menyebar di kalangan remaja. Banyak remaja masih mempunyai
pandangan yang salah mengenai HIV/AIDS.
7. Remaja pada umumnya kurang mempunyai akses ke tempat pelayanan
kesehatan reproduksi dibanding orang dewasa. Hal tersebut dibuktikan dengan
banyaknya remaja yang terkena HIV/AIDS tidak menyadari bahwa mereka
terinfeksi, kemudian menyebar ke remaja lain, sehingga sulit dikontrol.
Apa sih HIV dan AIDS?
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Merupakan
virus penyebab AIDS yang melemahka sistem kekebalan tubuh.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang
merupakan kumpulan dari beberapa gejala akibat menurunnya sistem kekebalan
tubuh yang disebabkan oleh HIV sehingga orang yang telah terinfeksi HIV mudah
diserang berbagai penyakit yang bisa mengancam hidupnya
Perjalanan Infeksi HIV
HIV menular melalui penggunaan jarum suntik secara bergantian, jarum
suntik bekas pakai, jarum suntik yang tidak steril, melakukan hubungan seks
berganti – ganti pasangan, atau proses penularan dari ibu ke bayi melalui proses :
hamil, melahirkan, dan menyusui. Setelah masuk dan menginfeksi manusia
selama 2 minggu sampai 6 bulan ( 3 bulan pada 95% kasus) merupakan masa
antara masuknya HIV ke dalam tubuh sampai terbentuknya antibody (penangkal
penyakit) terhadap HIV atau disebut juga HIV Positif. Pada fase ini HIV sudah
dapat ditularkan kepada orang lain walaupun hasil tes masih negatif. Fase ini
disebut fase jendela. Setelah melalaui fase jendela. Selama 3 – 10 tahun setelah
terinfeksi HIV, Seseorang yang telah mengidap HIV Positif tidak
akanmenampakkan gejala, tampak sehat, dan dapat beraktifitas seperti biasa. Baru
setelah 1- 2 tahun kemudian mulai timbul infeksi opportunistik ( penyakit lain
yang muncul karena sistem kekebalan tubuh menurun). Obat ARV ( Anti Retro
Viral ) yang diminum pada fase ini dapat menekan pertumbuhan HIV. Akan tetapi
obat ini tidak dapat menghilangkan HIV dari dalam tubuh.
HIV tidak menular melalui
1. Gigitan nyamuk atau serangga lain
2. Keringat, Sentuhan, Pelukan, ataupun Ciuman
3. Berenang bersama
4. Terpapar batuk atau bersin
5. Berbagi makanan atau menggunakan alat makan bersama
6. Memakai toilet bergantian
Mengetahui status HIV
Status HIV hanya dapat diketahui melalui Konseling dan Testing HIV Sukarela
· Testing HIV merupakan pengambilan darah dan pemeriksaan
laboratorium disertai konseling pre dan pasca testing HIV
· Konseling dan Testing HIV Sukarela dilakukan dengan prinsip tanpa
paksaan, rahasia, tidak membeda-bedakan serta terjamin kualitasnya
· Manfaat Konseling dan Testing HIV Sukarela :
- Mendapat informasi, pelayanan, dan perawatan sesuai kebutuhan
masing-masing sedini mungkin
- Dukungan untuk perubahan perilaku yang lebih sehat dan aman dari
penularan HIV
Sudah adakah obat untuk HIV?
_ Obat ARV (Anti Retro Viral) dapat mengendalikan pertumbuhan jumlah
HIV dan meningkatkan daya tahan tubuh untuk memperpanjang usia hidup
ODHA ( Orang dengan HIV dan AIDS)
_ Obat ARV tidak dapat menyembuhkan Odha karena tidak bisa
menghilangkan HIV dalam tubuh
_ Odha harus minum obat ARV secara rutin pada jam tertentu setiap hari dan
seumur hidup
_ Sejak tahun 2007 terdapat 75 rumah sakit rujukan bagi Odha dis eluruh
Indonesia yang menyediakan obat ARV
\

Tidak ada komentar:

Posting Komentar